Aksi pembegalan memang sangat meresahkan bagi masyarakat. Seperti yang terjadi di daerah Kecamatan Tanjungkerta, Sumedang, Jawa Barat belakangan ini. Peristiwa tersebut terjadi pada malam hari yang melibatkan pasangan anak muda menjadi korban pembegalan pada saat pulang dari sebuah acara Nobar Persib di Alun-alun Sumedang. Korban mengalami luka akibat senjata tajam seperti yang diberitakan oleh Radar Sumedang dalam artikelnya, ”Pulang Nobar, Sejoli Jadi Korban Begal.” bisa diakses pada laman https://sumedang.radarbandung.id/berita-utama/2024/06/03/pulang-nobar-sejoli-jadi-korban-begal/. Sungguh miris sekali, Sumedang yang dikenal selama ini sebagai Kabupaten yang aman damai, kini terusik dengan teror aksi pembegalan.
Menurut Sosiolog Unusia, Shinta M. Rezeky, pada catatan yang termuat dalam sebuah artikel di https://nu.or.id/nasional/marak-kasus-pembegalan-sosiolog-jelaskan-faktor-pemicunya-lwUNM, salah satu pemicu terjadinya aksi begal ini adalah faktor ekonomi, terutama pasca terjadinya Pandemi Covid-19. Selain itu, tuntutan pemenuhan gaya hidup juga bisa menjadi sebab terjadinya aksi pembegalan tersebut. Ya, perilaku konsumerisme atau gaya hidup yang tidak berimbang dengan kapasitas untuk memenuhi keinginannya, kerap menjadi dasar seseorang secara membabi buta, berani melakukan kejahatan tersebut. Stop kejahatan dalam bentuk apapun sekarang juga. Sebagai makhluk sosial, mari kita belajar untuk menjadi orang yang humanis antar sesama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar